Kisah Kita.

Pagi ini adalah pagi yang sibuk.
Rutinitas baru bagi semua warga kampus.
Hanya karena akan diselenggarakannya sebuah acara musik. Ya, walau memang hanya acara musik seperti acara musik lainnya, tapi bagi kami, panitia, jelas ini hari yang berbeda.
.
.
Siang pun mulai menyapa ditandai dengan sapaan Mentari yang mulai memanaskan suasana.
Langkah kaki diselingi keringat yang terus mengalir. Hingga sampailah kita pada titik dimana acara harus dimulai.
Ya, benar sekali, ketika sang senja tiba, yakni tepatnya di sore hari.
.
Sebuah lagu pun mulai terdengar. Lagu yang sangat akrab tentunya di telinga kawan-kawan semua. 
Namun.. bagiku lagu ini memiliki arti yang amat mendalam.
.
Sampailah pada satu waktu dimana diri ini sedang melangkah, tiba-tiba terpaku.. Menatap tajam sosok yang datang dari arah berlawanan dengan tatapanku..
Siapa lagi? Sosok yang bisa membuat ku terdiam beku seperti ini. Tentunya, dia. 
.
Iya dia.. Sosok yang menyimpan hatinya dalam hatiku. Dan menyimpan hatiku dalam hatinya.
Kami terdiam pada detik yang sama, dalam atmosfer yang sama namun jelas berbeda dengan atmosfer mereka semua.
Lalu apa masalah kami?
Hingga kami sama-sama membeku seperti ini?
Layaknya kehilangan oksigen dan tanda-tanda kewarasan.
.
Mata sayunya menatapku lekat-lekat.
Aku terdiam. Benar-benar membeku.
Senja menjadi saksi tangis yang tumpah di relung hati.
.
Masalah kami bukan masalah umum yang mungkin sedang digambarkan lagu yang saat ini kalian dengarkan.
.
Dia bukan milik siapapun. Begitupun aku, juga bukan milik siapapun. Kami hanyalah milik Pencipta kami.
Lalu, kau tau dimana titik menyakitkannya?
.
Saat kau menjatuhkan hatimu pada dia yang juga menjatuhkan hatinya padamu, namun Semesta melarang.. hanya dengan alasan..
 "Cinta kalian berada di waktu yang salah".



Minggu, 10 Maret 2019.
-dsr-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dahsyatnya Mencintai Al-Qur’an [contoh pidato]

Highlight Story!