Misteri Pesan Gadis Cilik
"Desir ombak bersenandung harmonis dengan degupan jantung didalam raga. Kubiarkan pasir putih nan halus menjadi kasurku malam ini. Di selimuti keheningan malam dan gemerlap bintang. Namun, sang profesor di dalam otak ini tak mau berhenti mengetik pada komputernya. Tertulis di layar komputer dalam otak itu sebuah pertanyaan. "Kemanakah Bulan malam ini?". Tak biasanya, dan ini sudah lebih dari sepekan. Mendadak lamunanku pun kabur, kalang kabut tak karuan. Seorang gadis kecil berbusana dan berjilbab putih menyapaku tiba-tiba, "Kakak, bolehkah aku meminta bantuanmu?".
"Ya, adik manis. Ada apa sayangku?", lontarku sebagai jawaban.
"Apakah kakak mau menyampaikan pertanyaanku pada bulan yang sudah sepekan ini tak hadir?", tanyanya dengan raut wajah polos.
Ku tersenyum, "Insyaa Allah, memangnya apa yang akan kau tanyakan padanya? Lalu mengapa harus aku yang menyampaikannya, dik?".
"Kakak, aku hanya takut ketika bulan itu hadir kembali, Tuhan sudah memelukku erat di surga sana. Kak, tubuhku ini mengandung sebuah monster. Monster yang sesaat lagi akan mempertemukan aku dengan Tuhanku. Sungguh baik bukan monster ini? Kak, monsterku bernama "Virus". Walau kawan-kawanku mengatakan bahwa dia monster, menurutku lebih tepat jika dia adalah sahabat. Karena, dialah yang akan mempercepat pertemuanku dengan Penciptaku. Oleh karena itu, tolonglah aku, tanyakan pertanyaanku ini pada bulan, 'Apa yang akan bulan lakukan, jika seseorang yang bulan amat percaya bahkan bulan sayangi itu sesungguhnya tak pernah mempercayai bulan dan tak pernah menganggap bulan sebagai sahabat?'. Jujur saja, aku bingung, kak. Aku memiliki sahabat yang sangat kupercaya, cerita apapun selalu ku beritahu dia. Namun dia? Tak pernah kudengar satu kata pun tentang hidupnya. Aku bingung, tak mengerti. Apakah aku bukan teman yang baik baginya? Apakah aku kurang perhatian padanya? Apakah aku tidak bisa menolongnya? Padahal aku hanya penasaran sekali tentang dirinya. Bukan karena hanya ingin memuaskan rasa haus penasaranku, melainkan aku ingin dia terbuka. Aku ingin dia berbagi padaku sebagaimana aku selalu berbagi padanya. Kuusahakan agar bisa membantunya. Setidaknya aku ingin hidupku ini lebih berarti walau beberapa detik saja. Mungkin itu saja pertanyaanku, kak.. Tolong sampaikan ya.. Jika bulan tak bisa menjawab, maka tolong sampaikanlah oleh bulan kepada sahabatku bahwa aku sangat menyayanginya..".
Mendadak jantung ini serasa berhenti. Nafas ini tertahan. Tak lama setelah itu, ku berusaha normal. Kupalingkan wajahku, menghapus tetesan air mata yang tiba-tiba saja mengalir, berusaha menyembunyikannya dari hadapan gadis mungil nan cantik itu, namun setelah aku berbalik, yang kulihat hanyalah.. guratan batang kayu kecil yang tertuang di atas pasir putih yang tergoreskan beberapa kata. Berusaha ku membacanya, dan yang ku tangkap ialah, "Terima Kasih untuk bantuanmu, Kak. Pesanku untukmu.. Berusahalah terbuka Kak. Berbagi ceritalah dengan sahabatmu. Banyak sahabatmu yang ingin menolongmu, maka biarkanlah mereka menolongmu dengan cara mereka sendiri."
-dsr-
Komentar
Posting Komentar